Dua Minggu, 18 Peristiwa Longsor
Halaman 1 dari 1
Dua Minggu, 18 Peristiwa Longsor
BANJARNEGARA - Hanya dalam waktu setengah bulan sejak awal 2012,
di Banjarnegara telah terjadi sedikitnya 18 kali longsor.
Kondisi tanah labil dan intensitas hujan tinggi menjadi penyebab berbagi bencana ini. Walaupun tidak ada korban jiwa, namun kerugian diperkirakan mencapai lebih dari Rp 700 juta.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Tursiman mengatakan wilayah yang sering longsor berada di perbukitan, yakni Kalibening dan Pandanarum.
”Kondisi tanah di dua kecamatan tersebut memang sangat labil. Sehingga saat musim hujan seperti saat ini, banyak terjadi pergerakan tanah,” kata dia.
Lebih dari 70 persen wilayah Kabupaten Banjarnegara memang rawan longsor. Sehingga pada musim penghujan ini, pihaknya bersiaga penuh untuk menangani bencana.
Pegawai dan sukarelawan disiagakan selama 24 jam di posko induk di kantor BPBD. Setiap ada laporan bencana yang masuk, akan langsung ditindaklanjuti sehingga bisa meminimalkan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana.
Topografi Perbukitan
Tursiman menjelaskan, Banjarnegara memiliki 20 kecamatan dan hampir semua merupakan daerah rawan bencana, karena memang topografi wilayah Banjarnegara merupakan perbukitan. Masyarakat juga telah diingatkan untuk selalu waspada, terutama pada musim hujan ini.
Pemkab sebenarnya sudah meminta warga, agar tidak membangun rumah di perbukitan yang memiliki kemiringan curam.
”Lokasi seperti ini sangat rawan bencana. Apalagi jika kontur tanah tidak stabil. Lambat laun tanah akan mengalami pergerakan dan menyebabkan longsor. Banyak sudah contohnya,” kata dia.
Namun diakui, untuk memindah warga yang sudah terlanjur tinggal di tempat tersebut cukup sulit. Apalagi lahan yang datar dan aman untuk ditinggali sangat sedikit.
Bupati Sutedjo Slamet Utomo mengakui, dengan kondisi daerah yang hampir seluruhnya masuk kategori rawan bencana, membuat Pemkab harus terus bersiaga penuh.
Dia sudah menginstruksikan kepada seluruh camat, agar tidak meninggalkan wilayah guna memantau daerahnya dari ancaman tanah longsor.
Tanah longsor memang sudah menyebar terjadi di berbagai wilayah. Daerah atau desa yang tidak ada sejarahnya terjadi tanah longsor, kini sudah terjadi di desa tersebut.(J3-63)
sumber: suara merdeka
di Banjarnegara telah terjadi sedikitnya 18 kali longsor.
Kondisi tanah labil dan intensitas hujan tinggi menjadi penyebab berbagi bencana ini. Walaupun tidak ada korban jiwa, namun kerugian diperkirakan mencapai lebih dari Rp 700 juta.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Tursiman mengatakan wilayah yang sering longsor berada di perbukitan, yakni Kalibening dan Pandanarum.
”Kondisi tanah di dua kecamatan tersebut memang sangat labil. Sehingga saat musim hujan seperti saat ini, banyak terjadi pergerakan tanah,” kata dia.
Lebih dari 70 persen wilayah Kabupaten Banjarnegara memang rawan longsor. Sehingga pada musim penghujan ini, pihaknya bersiaga penuh untuk menangani bencana.
Pegawai dan sukarelawan disiagakan selama 24 jam di posko induk di kantor BPBD. Setiap ada laporan bencana yang masuk, akan langsung ditindaklanjuti sehingga bisa meminimalkan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana.
Topografi Perbukitan
Tursiman menjelaskan, Banjarnegara memiliki 20 kecamatan dan hampir semua merupakan daerah rawan bencana, karena memang topografi wilayah Banjarnegara merupakan perbukitan. Masyarakat juga telah diingatkan untuk selalu waspada, terutama pada musim hujan ini.
Pemkab sebenarnya sudah meminta warga, agar tidak membangun rumah di perbukitan yang memiliki kemiringan curam.
”Lokasi seperti ini sangat rawan bencana. Apalagi jika kontur tanah tidak stabil. Lambat laun tanah akan mengalami pergerakan dan menyebabkan longsor. Banyak sudah contohnya,” kata dia.
Namun diakui, untuk memindah warga yang sudah terlanjur tinggal di tempat tersebut cukup sulit. Apalagi lahan yang datar dan aman untuk ditinggali sangat sedikit.
Bupati Sutedjo Slamet Utomo mengakui, dengan kondisi daerah yang hampir seluruhnya masuk kategori rawan bencana, membuat Pemkab harus terus bersiaga penuh.
Dia sudah menginstruksikan kepada seluruh camat, agar tidak meninggalkan wilayah guna memantau daerahnya dari ancaman tanah longsor.
Tanah longsor memang sudah menyebar terjadi di berbagai wilayah. Daerah atau desa yang tidak ada sejarahnya terjadi tanah longsor, kini sudah terjadi di desa tersebut.(J3-63)
sumber: suara merdeka
Similar topics
» Peristiwa Rengasdengklok Hanya Mitos?
» Minggu, Gubernur Pimpin Upacara Sumpah Pemuda di Purbalingga
» Minggu 19 Desember, Seluruh Jamaah Haji Tiba di Banjarnegara
» 17 Kecamatan Rawan Longsor
» Minggu, Gubernur Pimpin Upacara Sumpah Pemuda di Purbalingga
» Minggu 19 Desember, Seluruh Jamaah Haji Tiba di Banjarnegara
» 17 Kecamatan Rawan Longsor
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik