Produksi Film "Bukan Haji Biasa", SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga
Halaman 1 dari 1
Produksi Film "Bukan Haji Biasa", SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga
“Rika sing urung munggah kaji, apa malah ora bakal munggah kaji, ning rika wis dadi wong sing seneng kurban. Rika mlarat, ning duitmu ora nggo tuku tivi, kulkas, klambi sing apik-apik. Duitmu malah nggo tuku wedus kurban,” ujar Suwanto kepada Yu Timah.
Potongan dialog karyawan bank syariah dan seorang penjual nasi rames itu menjadi pamungkas film “Bukan Haji Biasa” garapan siswa SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga.
Seakan berusaha mengulang sukses film “Sang Penari” di layar lebar, siswa yang tergabung dalam “Care Community Production” mengangkat naskah berdasarkan kisah nyata yang ditulis budayawan Banyumas, Ahmad Tohari berjudul “Belum Haji Sudah Mabrur“.
Skenario itu menuturkan kisah seorang perempuan miskin bernama Timah yang kesehariannya berjualan nasi rames. Menjelang Lebaran Haji, dia ingin membeli seekor kambing untuk berkurban.
Hal itu membuat Yu Timah mendatangi rumah Suwanto, seorang karyawan bank syariah yang biasa membantunya menabung uang. Tapi kali ini, Yu Timah tidak bermaksud meminjam uang, tapi ingin mengambil semua uang tabungan untuk membeli kambing kurban ditambah uang yang ada di tangan.
Sisihkan Uang Jajan
Bukankah tidak ada kewajiban orang miskin untuk berkurban dan bahkan sebaliknya? Namun, niat bulat Yu Timah tak seorang pun mampu mencegahnya, termasuk Suwanto yang selama ini menjadi perantara uang tabungan Yu Timah yang buta huruf.
Sutradara film, Dinka Puspita Dewi menuturkan, untuk memproduksi film, semua kru rela merogoh koceknya sendiri. Mereka menyisihkan uang jajan demi kegiatan ini.
“Untuk membantu biaya produksi, kami harus kerja keras. Demikian pula saat mengatur waktu antara jam pelajaran dan waktu shooting,” tutur pelajar yang masih duduk di kelas X ini.
Dikatakan, pelajar SMU Muhammadiyah I Purbalingga terbilang rajin memproduksi film pendek setiap tahun.
Tercatat sudah sejak 2008 tak kurang dari lima buah film dikirimkan ke Festival Film Purbalingga.
Kali ini mereka cukup beruntung karena mendapatkan pinjaman peralatan produksi dan supervisi dari komunitas Cinema Lovers Community (CLC).
Pegiat CLC, Muhammad Febrianto mengatakan, salah satu tugas dan kewajiban CLC adalah membantu fasilitas kebutuhan produksi film di Purbalingga. Jadi, kata dia, minimnya dukungan dari pihak yang punya kepentingan bukanlah sebuah kendala berarti.
“Yang penting adalah menjaga niat dan semangat pelajar itu,” ungkap alumni SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga itu.
Sebelumnya, para pelajar ini mendapatkan izin dari Ahmad Tohari untuk mengangkat kisah nyata Yu Timah dalam tulisannya. Film itu akan dikirimkan ke Festival Film Purbalingga 2012 untuk bersaing dengan film-film pelajar lain se-Banyumas Raya.
sumber: kotaperwira.com
Potongan dialog karyawan bank syariah dan seorang penjual nasi rames itu menjadi pamungkas film “Bukan Haji Biasa” garapan siswa SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga.
Seakan berusaha mengulang sukses film “Sang Penari” di layar lebar, siswa yang tergabung dalam “Care Community Production” mengangkat naskah berdasarkan kisah nyata yang ditulis budayawan Banyumas, Ahmad Tohari berjudul “Belum Haji Sudah Mabrur“.
Skenario itu menuturkan kisah seorang perempuan miskin bernama Timah yang kesehariannya berjualan nasi rames. Menjelang Lebaran Haji, dia ingin membeli seekor kambing untuk berkurban.
Hal itu membuat Yu Timah mendatangi rumah Suwanto, seorang karyawan bank syariah yang biasa membantunya menabung uang. Tapi kali ini, Yu Timah tidak bermaksud meminjam uang, tapi ingin mengambil semua uang tabungan untuk membeli kambing kurban ditambah uang yang ada di tangan.
Sisihkan Uang Jajan
Bukankah tidak ada kewajiban orang miskin untuk berkurban dan bahkan sebaliknya? Namun, niat bulat Yu Timah tak seorang pun mampu mencegahnya, termasuk Suwanto yang selama ini menjadi perantara uang tabungan Yu Timah yang buta huruf.
Sutradara film, Dinka Puspita Dewi menuturkan, untuk memproduksi film, semua kru rela merogoh koceknya sendiri. Mereka menyisihkan uang jajan demi kegiatan ini.
“Untuk membantu biaya produksi, kami harus kerja keras. Demikian pula saat mengatur waktu antara jam pelajaran dan waktu shooting,” tutur pelajar yang masih duduk di kelas X ini.
Dikatakan, pelajar SMU Muhammadiyah I Purbalingga terbilang rajin memproduksi film pendek setiap tahun.
Tercatat sudah sejak 2008 tak kurang dari lima buah film dikirimkan ke Festival Film Purbalingga.
Kali ini mereka cukup beruntung karena mendapatkan pinjaman peralatan produksi dan supervisi dari komunitas Cinema Lovers Community (CLC).
Pegiat CLC, Muhammad Febrianto mengatakan, salah satu tugas dan kewajiban CLC adalah membantu fasilitas kebutuhan produksi film di Purbalingga. Jadi, kata dia, minimnya dukungan dari pihak yang punya kepentingan bukanlah sebuah kendala berarti.
“Yang penting adalah menjaga niat dan semangat pelajar itu,” ungkap alumni SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga itu.
Sebelumnya, para pelajar ini mendapatkan izin dari Ahmad Tohari untuk mengangkat kisah nyata Yu Timah dalam tulisannya. Film itu akan dikirimkan ke Festival Film Purbalingga 2012 untuk bersaing dengan film-film pelajar lain se-Banyumas Raya.
sumber: kotaperwira.com
Similar topics
» Sate Blater Purbalingga, Bukan Sate Biasa
» 7 Film Purbalingga Jadi Finalis StoS Film Fest 2012
» PNS Dominasi Calon Haji Purbalingga
» Luar Biasa, 69 Desa di Purbalingga Gelar Pikades Serentak Tahap Kedua
» Potensi Produksi Perkebunan di Kabupaten Purbalingga
» 7 Film Purbalingga Jadi Finalis StoS Film Fest 2012
» PNS Dominasi Calon Haji Purbalingga
» Luar Biasa, 69 Desa di Purbalingga Gelar Pikades Serentak Tahap Kedua
» Potensi Produksi Perkebunan di Kabupaten Purbalingga
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik