Pedagang Musiman Mulai Serbu Jalur Selatan Jawa Tengah
Halaman 1 dari 1
Pedagang Musiman Mulai Serbu Jalur Selatan Jawa Tengah
BANYUMAS - Pedagang musiman mulai menyerbu jalur selatan Jawa Tengah khususnya ruas jalan Wangon-Rawalo dan ruas Sampang-Buntu, Kabupaten Banyumas, untuk memanfaatkan momentum masa arus mudik Lebaran. Dari pantauan, Senin (13/8/2012), para pedagang musiman ini tampak mendirikan warung-warung kecil di kanan maupun kiri jalan.
Mereka merupakan warga di sepanjang jalan tersebut yang memanfaatkan momentum arus mudik untuk berjualan minuman maupun makanan kecil. Selain pedagang musiman, puluhan pedagang es dawet ayu maupun dawet hitam tampak berjualan di sepanjang ruas jalan tersebut khususnya yang berada di sekitar area persawahan.
Keberadaan pedagang es dawet ini sangat mudah dikenali karena menggunakan kain hijau muda sebagai penutup gerobak mereka. “Pada masa arus mudik hingga balik, banyak pedagang dawet yang berjualan di sepanjang jalan ini. Padahal pada hari-hari biasa, hanya ada beberapa pedagang saja karena lainnya lebih memilih berkeliling kampung,” kata salah satu pedagang dawet, Aliyah, 50, di Wangon.
Menurut dia, keberadaan pedagang musiman memengaruhi pendapatan pedagang yang telah menetap di tempat itu. Oleh karena itu, kata dia, pedagang berupaya menarik konsumen dengan berjualan minuman lainnya seperti es kelapa muda dan kopi serta makanan kecil seperti tempe mendoan dan mi instan. “Khusus es dawet dijual dengan harga Rp2.500 hingga Rp3.000 per gelas,” katanya.
Pedagang lainnya, Taryono mengaku sengaja berjualan di jalur selatan ruas Jatilawang-Rawalo guna meraup rezeki dari para pemudik. “Biasanya, saya berjualan keliling kampung. Namun setiap kali masa arus mudik, saya berjualan di sini,” katanya.
#solo pos
Mereka merupakan warga di sepanjang jalan tersebut yang memanfaatkan momentum arus mudik untuk berjualan minuman maupun makanan kecil. Selain pedagang musiman, puluhan pedagang es dawet ayu maupun dawet hitam tampak berjualan di sepanjang ruas jalan tersebut khususnya yang berada di sekitar area persawahan.
Keberadaan pedagang es dawet ini sangat mudah dikenali karena menggunakan kain hijau muda sebagai penutup gerobak mereka. “Pada masa arus mudik hingga balik, banyak pedagang dawet yang berjualan di sepanjang jalan ini. Padahal pada hari-hari biasa, hanya ada beberapa pedagang saja karena lainnya lebih memilih berkeliling kampung,” kata salah satu pedagang dawet, Aliyah, 50, di Wangon.
Menurut dia, keberadaan pedagang musiman memengaruhi pendapatan pedagang yang telah menetap di tempat itu. Oleh karena itu, kata dia, pedagang berupaya menarik konsumen dengan berjualan minuman lainnya seperti es kelapa muda dan kopi serta makanan kecil seperti tempe mendoan dan mi instan. “Khusus es dawet dijual dengan harga Rp2.500 hingga Rp3.000 per gelas,” katanya.
Pedagang lainnya, Taryono mengaku sengaja berjualan di jalur selatan ruas Jatilawang-Rawalo guna meraup rezeki dari para pemudik. “Biasanya, saya berjualan keliling kampung. Namun setiap kali masa arus mudik, saya berjualan di sini,” katanya.
#solo pos
Similar topics
» Waspadai Jalur Tengah dan Selatan
» Waspadai Puting Beliung di Jawa Tengah
» MoU UMP dan Kepolisian Daerah Jawa Tengah Tentang FKPMM
» Waspadai Gelombang Tinggi Perairan Selatan Jawa
» Jalur Selatan Lebih Padat
» Waspadai Puting Beliung di Jawa Tengah
» MoU UMP dan Kepolisian Daerah Jawa Tengah Tentang FKPMM
» Waspadai Gelombang Tinggi Perairan Selatan Jawa
» Jalur Selatan Lebih Padat
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|