warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Menunggu Aksi Nyata Semua Pihak

Go down

Menunggu Aksi Nyata Semua Pihak Empty Menunggu Aksi Nyata Semua Pihak

Post  tahenk Sun Jul 27, 2008 8:43 pm

suara merdeka

Kerusakan Dataran Tinggi Dieng
Dataran Tinggi Dieng yang kaya akan potensi, telah lama menjadi sentra usaha tanaman holtikultura, sebagai objek wisata, dan permukiman warga. Namun eksploitasi sumber daya alam berlebihan di kawasan itu telah menimbulkan kerusakan, pencemaran lingkungan, perubahan tata hidrologi daerah aliran sungai. Karena itu, Pemkab Batang merencanakan konservasi lahan dan pengendalian erosi. Berikut Laporan wartawan Suara Merdeka Arif Suryoto

DATARAN Tinggi Dieng membentang di enam kabupaten yaitu Batang, Pekalongan, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, dan Kendal, yang meliputi 15 kecamatan dan 73 desa.

Semula sebagian kawasan itu merupakan kawasan hutan alami dengan ekosistem unik dan khas. Yaitu, hutan dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 300 m -2.565 m di atas permukaan laut. Namun kini, ancaman serius terhadap kawasan itu membutuhkan kepedulian semua komponen masyarakat.

Kabupaten Batang memiliki bagian wilayah yang masuk Dataran Tinggi Dieng dengan luas 17.656,23 ha, meliputi Kecamatan Bawang, Reban, Blado, Bandar, dan Kecamatan Wonotunggal.

Kawasan luas dengan beberapa spesies unik pun kini terancam punah. Salah satunya, Elang Jawa ( Spizaitus bartelsi).

”Itu pula yang menjadikan kita semua wajib memalingkan dan ikut peduli untuk bersama-sama menyelamatkan kawasan itu dari kepunahan dan kehancuran ,” ujar Kabag Lingkungan Hidup dan Produksi Pemkab Batang, Ir H Agus Riyadi MM.

Selain burung, ada mamalia endemik lain yang mulai terancam seperti babi jawa (Sus verruscassus), harimau (macan) tutul (Phantera pardus), dan tiga spesies primata yaitu owa (Hylabates malach), surili (Presbytis comata), dan lutung (Trachypithecus auratus).

Beberapa tumbuhan spesifik pegunungan juga hidup di kawasan itu, seperti purwaceng yang hanya ada di Dieng, carica, bintani, puspa, dan kacang dieng.

”Kawasan ini juga memiliki peninggalan sejarah yang tinggi, yaitu candi serta situs-situs lainnya. Sehingga Dieng mempunyai arti penting bagi pendidikan baik budaya, sejarah, maupun ekologi,” papar dia.

Selain kekayaan, Dataran Tinggi Dieng juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air dan pengendali erosi. Karena itu, pengelolaan hutan menjadi sangat penting.
”Ancaman serius fungsi dan kelestarian kawasan dataran tinggi Dieng adalah penebangan hutan secara liar. Karena digunakan untuk memenuhi kebutuhan kayu, perambahan dan konversi hutan untuk lahan pertanian holtikultur,” tandas Agus.

Ancaman Kentang

Tanaman kentang yang merambah kawasan Dieng, diakui secara ekonomi sangat menjanjikan. Namun pemakaian pupuk kimia yang berlebihan, pestisida, dan penataan lahan yang mengikuti alur air sangat merugikan secara ekologi.
Karena itu, diperlukan komoditas alternatif agar masyarakat tidak bergantung pada tanaman kentang. Selain itu, juga untuk mencegah pembukaan lahan baru.

Beberapa masalah lain turut memperburuk pengelolaan Dieng. Yakni, kurangnya perangkat dan penegakan hukum soal pengelolaan kawasan, rendahnya pengetahuan, kesadaran, serta partisipasi masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. dari sisi ekonomi, kebutuhan lahan baru untuk menanam kentang juga meningkat.

Akibatnya, kerusakan hutan akibat alih fungsi lahan dan penjarahan terus meningkat. Dampak lanjutannya, erosi, sedimentasi, pendangkalan hilir sungai, pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan kimia (pupuk kimia, pestisida, insektisida dan obat-obat pertanian-Red).

Akumulasi dari kerusakan lingkungan, membuat spesies satwa langka semakin terdesak, siklus hidrologi terganggu, dan debit mata air turun. ”
Melihat ancaman serius atas Dataran Tinggi Dieng, Pemkab Batang telah mengambil langkah strategis.

Kegiatan yang akan dilaksanakan mencakup pelestarian fungsi kawasan lindung secara vegetatif dengan menanam tanaman keras yang mempunyai umur panjang.
Alternatif tanaman yang akan dikembangkan adalah suren, cemara gunung, saman, kina, dan aren.

Selain itu juga dijalankan pemberdayaan masyarakat melalui penanaman tanaman produktif, yaitu jeruk dan alpokat.
Sebagai program penopang, akan ada bantuan ternak kambing dengan tidak meninggalkan kearifan lokal dalam pemanfaatan hasil hutan.

”Dengan alternatif itu, masyarakat bisa beralih dari usaha menanam kentang. Dengan demikian, pendapatan mereka tetap tinggi tetapi ekosistem dan lingkungan kawasan tidak rusak,” kata alumnus Fakutas Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.

Lokasi penanaman tanaman alternatif, adalah pekarangan dan lahan tegalan. Untuk tanaman keras selain di areal milik penduduk, juga di lahan-lahan kosong seperti tanah sarana umum, kawasan bantaran sungai, dan tempat-tempat lain yang mempunyai fungsi konservatif Pemkab juga akan mengimbau upaya rehabilitasi Dieng lewat peningkatan kesadaran masyarakat soal arti penting pengelolaan dan pelestarian hutan lindung. Salah satu sarana yang dipilih adalah papan informasi dan papan peringatan di Desa Gerlang, Blado.

”Papan informasi dalam bentuk gapura joglo dengan tulisan ”Anda Memasuki Kawasan Hutan Lindung. Selain itu papan larangan perusakan hutan serta slogan-slogan tentang pelestarian lingkungan hidup.”
Pemkab berharap, hutan dan kawasan lindung Dataran Tinggi Dieng kembali pulih. Dengan demikian, fungsi-fungsi penting seperti sebagai daerah tangkapan air dapat pulih kembali. (72)
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik