Rehabilitasi Sungai dekat Merapi Rp 300 M

PURBALINGGA (Wawasan Digital)- Pemerintah membutuhkan dana sedikitnya Rp 300 miliar untuk merehabilitasi 15 sungai besar dan kecil dari dampak erupsi Gunung Merapi. Sedimentasi material vulkanik yang disemburkan Gunung Merapi itu membuat sungaisungai di sekitar gunung itu menjadi dangkal dan membentuk semacam gundukan.

Dibutuhkan pengerukan dasar sungai agar aliran air tetap berada di jalur sungai dan tidak meluap ke mana-mana. "Saat ini sudah tersedia dana segar dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Rp 20 miliar untuk upaya rehabilitasi hingga 31 Desember 2010. Total yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp 300 miliar.

Dana itu diharapkan selain dari APBN, juga dari pinjaman luar negeri dengan bunga lunak. Karena bencana Merapi juga mendapat perhatian serius dari luar negeri, " kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Bambang Hargono kepada wartawan, di sela-sela kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Bendung Slinga, di Purbalingga, Rabu (15/12).

Sungai-sungai besar yang membutuhkan pengerukan segera meliputi Sungai Gendol, Sungai Putih, Sungai Boyong, Sungai Krasak, Sungai Opak, termasuk Sungai Progo karena sungai-sungai yang bermata air di lereng Gunung Merapi itu bermuara di Sungai Progo.

"Saat ini sudah disiapkan 30 alat berat untuk menyingkirkan sedimentasi material vulkanik Gunung Merapi dari sungai-sungai itu," ujar Bambang. Menurut Bambang, banjir lahar dingin yang menggenangi Jalan Raya Yogya Semarang di wilayah Magelang, akibat dasar Sungai Putih yang mengalami pendangkalan akibat tumpukan material vulkanik Merapi. Sehingga ketika terjadi banjir lahar dingin, sungai itu tidak mampu menampung volume lumpur tersebut.

Butuh rehabilitasi
Ditambahkan, di lereng Merapi juga akan dibangun 279 bendung sabo untuk mengantisipasi erupsi Merapi. Saat ini, sudah ada 244 bendung sabo. Hanya saja, banyak yang rusak akibat letusan Merapi beberapa waktu lalu dan membutuhkan rehabilitasi segera.

"Karakteristik Gunung Merapi yang secara periodik mengalami erupsi setiap empat tahun dan letusan besar setiap sepuluh tahun sekali. Dibutuhkan antisipasi yang matang untuk meminimalisir dampak letusan gunung tersebut, " tuturnya. ST-bg