Mesin Perahu Meledak, 17 Terbakar

CILACAP- Kecelakaan terjadi dalam acara sedekah laut di Cilacap, Jumat (23/12) sekitar pukul 10.15. Mesin perahu Bangkit 61 yang membawa pengunjung menonton prosesi larung sesaji meledak hebat.

Akibatnya, 16 penumpang dan nakhoda Julianto mengalami luka bakar. Tiga di antaranya terluka parah. Bangkit 61, perahu penangkap ikan jenis trawl yang berlabuh di dermaga Sentolo Kawat, Cilacap Selatan, akan bertolak ke perairan Teluk Penyu, tempat larung sesaji.

Sentolo Kawat terletak sekitar dua kilometer dari Teluk Penyu. Tak lama setelah dihidupkan, mesin meledak dan menyemburkan api yang membakar penumpangnya. ’’Kejadiannya begitu cepat. Terdengar ledakan diikuti teriakan penumpang,’’ kata Sudarjo, saksi mata yang saat itu berada di dermaga.

Warga sekitar pun berdatangan memberi pertolongan. Ada yang menyiramkan air ke tubuh korban, ada pula yang mencoba mendinginkan luka dengan kain yang dicelup ke air laut. Di antara korban terdapat tiga anak-anak.

Korban kemudian dibawa ke RS Santa Maria Cilacap yang dekat dengan tempat kejadian. Tiga orang yang terluka bakar di sekujur tubuh dirujuk ke RSUD Cilacap. Mereka adalah Sarmi (warga Sentolo Kawat), Ngadimin (warga Jalan Dayung, Cilacap), dan Julianto (nakhoda warga Sentolo Kawat).

Menurut Ketua Rukun Nelayan Sentolo Kawat, Yugo Arjo Utomo, tidak semua korban adalah warganya. Ada yang berasal dari desa lain di Cilacap, bahkan ada yang berasal dari luar kota. ’’Mayoritas pelancong yang ingin melihat prosesi larung sesaji,’’ tutur Yugo.

Pengusutan

Kecelakaan tersebut mengejutkan nelayan dan warga setempat. Pasalnya, selama ini belum pernah terjadi kecelakaan di laut pada hari-H pelaksanaan sedekah laut. ’’Itu yang membuat kami, para nelayan, merasa prihatin,’’ lanjut Yugo.

Kepolisian terus mengusut penyebab meledaknya mesin Bangkit 61 milik H Yanto, warga Sentolo Kawat itu. ’’Kami sudah terjunkan tim untuk melakukan pengusutan. Harapannya, tim itu segera menemukan penyebab ledakan,’’ terang Kapolres Cilacap AKBP Rudi Darmoko.

Kapolres menyebut dugaan awal penyebab adalah korsleting kelistrikan mesin. Sebab, mesin sempat hidup sekitar dua menit sebelum meledak.

Seorang korban, Agus Supriyanto (17), menuturkan satu-satunya tanda sebelum ledakan adalah melambatnya putaran mesin. Saat itu kapal mulai bergerak. Dalam kondisi normal, seharusnya putaran mesin meninggi.

’’Tak ada yang aneh. Mesin kami sangka normal. Melambatnya putaran mesin itu diakhiri dengan ledakan,’’ terang Agus di RS Santa Maria.

Korban lain, Dekan (28), ingat para penumpang menjerit kesakitan setelah ledakan akibat luka bakar. Dia juga merasa ada hawa panas yang menyembur ke dirinya. (G21-65)



sumber: suaramerdeka.com