Puluhan Perajin Kerupuk Banyuman Terancam Gulung Tikar
Halaman 1 dari 1
Puluhan Perajin Kerupuk Banyuman Terancam Gulung Tikar
BANYUMAS - Para perajin kerupuk di daerah Kabupaten Banyumas kini terancam gulung tikar menyusul naiknya harga minyak goreng curah. Minyak goreng curah yang sebelumnya perkilo Rp 10.000 kini menjadi Rp 11.000 terasa sangat memberatkan bagi para perajin kerupuk untuk mengembangkan produksinya.
“Saat ini kami sedang kesulitan memproduksi kerupuk dalam jumlah banyak, karena harga minyak goreng curah naik, sementara harga jual ke pembeli tidak naik,” kata Kusno (40), salahsatu perajin kerupuk asal Desa Kelapagading, Kecamatan Wangon, Banyumas, Jumat (20/1).
Menurutnya, dengan naiknya harga minyak goreng curah membuat pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. “Kami makin sulit mengatur keuangan, tiap bulan sering nunggak, soalnya bahan baku seperti aci, tepung dan minyak curah untuk menggoreng semakin mahal, sementara harga jual tidak naik, sekitar Rp 60 perbiji yang ukuran kecil. Maka agar tetap jalan, kami mengurangi jumlah produksi kerupuk,” ujarnya.
Selain itu, musim hujan seperti sekarang ini juga mempengaruhi produksi kerupuk. “Untuk menjemur kerupuk otomatis kami hanya mengandalkan panas matahari, kalau hujan terus prosuksi kerupuk jadi tersendat,” lanjutnya.
Perhari, dalam keadaan normal ia mampu produksi 120 kerupuk, tapi saat musim hujan ditambah harga minyak naik jadi hanya bisa memproduksi kerupuk kurang dari seratus biji perhari. Tak heran makin lama, para perajin kerupuk di desanya itu berhenti berproduksi.
“Kalau yang punya modal besar tidak begitu terpengaruh oleh kenaikan harga minyak curah, modalnya masih bisa diputar untuk produksi selanjutnya, tapi kalau yang punya modal kecil, akan sulit berprosuksi banyak,” ujarnya.
Warga Desa Kelapagading, Wangon rata-rata merintis produksi kerupuk Palembang dan kerupuk pangsit sejak pertengahan tahun 90-an.“Pada tahun 90-an dulu jumlahnya puluhan lebih, tapi sekarang makin sedikit. Hanya tinggal lima atau enam yang masih bertahan memproduksi kerupuk Palembang dan kerupuk pangsit, yang lainya beralih ke usaha lain,” jelasnya. (Ero)
sumber: krjogja.com
“Saat ini kami sedang kesulitan memproduksi kerupuk dalam jumlah banyak, karena harga minyak goreng curah naik, sementara harga jual ke pembeli tidak naik,” kata Kusno (40), salahsatu perajin kerupuk asal Desa Kelapagading, Kecamatan Wangon, Banyumas, Jumat (20/1).
Menurutnya, dengan naiknya harga minyak goreng curah membuat pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. “Kami makin sulit mengatur keuangan, tiap bulan sering nunggak, soalnya bahan baku seperti aci, tepung dan minyak curah untuk menggoreng semakin mahal, sementara harga jual tidak naik, sekitar Rp 60 perbiji yang ukuran kecil. Maka agar tetap jalan, kami mengurangi jumlah produksi kerupuk,” ujarnya.
Selain itu, musim hujan seperti sekarang ini juga mempengaruhi produksi kerupuk. “Untuk menjemur kerupuk otomatis kami hanya mengandalkan panas matahari, kalau hujan terus prosuksi kerupuk jadi tersendat,” lanjutnya.
Perhari, dalam keadaan normal ia mampu produksi 120 kerupuk, tapi saat musim hujan ditambah harga minyak naik jadi hanya bisa memproduksi kerupuk kurang dari seratus biji perhari. Tak heran makin lama, para perajin kerupuk di desanya itu berhenti berproduksi.
“Kalau yang punya modal besar tidak begitu terpengaruh oleh kenaikan harga minyak curah, modalnya masih bisa diputar untuk produksi selanjutnya, tapi kalau yang punya modal kecil, akan sulit berprosuksi banyak,” ujarnya.
Warga Desa Kelapagading, Wangon rata-rata merintis produksi kerupuk Palembang dan kerupuk pangsit sejak pertengahan tahun 90-an.“Pada tahun 90-an dulu jumlahnya puluhan lebih, tapi sekarang makin sedikit. Hanya tinggal lima atau enam yang masih bertahan memproduksi kerupuk Palembang dan kerupuk pangsit, yang lainya beralih ke usaha lain,” jelasnya. (Ero)
sumber: krjogja.com
Similar topics
» Harga Kedelai Melambung, Perajin Makanan Khas Wonosobo Gulung Tikar
» Pamerkan Kerupuk Mengandung Pewarna Tekstil, Bupati Tegur Mahasiswa KKN
» Gulung Benang Layangan Tewas Kesetrum
» Polres Banyumas Gulung Kawanan Maling 'Ranmor'
» Polres Banyumas Gulung Sindikat Pencuri Sepeda Motor
» Pamerkan Kerupuk Mengandung Pewarna Tekstil, Bupati Tegur Mahasiswa KKN
» Gulung Benang Layangan Tewas Kesetrum
» Polres Banyumas Gulung Kawanan Maling 'Ranmor'
» Polres Banyumas Gulung Sindikat Pencuri Sepeda Motor
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|