warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Hasil Panen Wilayah Banyumas Dijual ke Jabar

Go down

Hasil Panen Wilayah Banyumas Dijual ke Jabar Empty Hasil Panen Wilayah Banyumas Dijual ke Jabar

Post  tahenk Wed Mar 14, 2012 12:23 am

PURWOKERTO - Sekitar 50 persen hasil panen di wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan lari ke luar daerah khususnya Jawa Barat (Jabar). Kondisi demikian dikhawatirkan target pengadaan pangan Bulog Sub Divisi Regional (Divre) IV Banyumas tidak tercapai.

"Hampir separuh hasil panen di wilayah Jawa Tengah bagian selatan seperti Cilacap, Banyumas, Kebumen hingga Purworejo lari ke luar daerah, khususnya Jawa Barat," kata pedagang beras asal Rawalo Banyumas, Eko Purwanto Selasa (13/3).

Setiap kali panen para tengkulak beras dari luar daerah seperti Tasikmayala, Ciamis, Cirebon hingga Indramayu mendatangi lokasi-lokasi panen di Jateng selatan, di wilayah perbatasan Jateng-Jabar hingga daerah Purworejo. Mereka berani membeli ketika harga gabah atau beras naik atau turun.

Eko menambahkan, awal musim panen periode Januari - Februari 2012 sekitar 70 persen hasil panen dari wilayah tersebut lari ke Jabar. Pada saat itu harga sedang tinggi diatas standar harga pembelian pemerintah (HPP). "Meski harganya tinggi tapi sekitar 70 persen hasil panen di wilayah kita lari ke Jabar," jelas Eko.

Para juragan beras sangat agresif, bahkan berani memborong gabah di sawah hanya berdasarkan taksiran saja, Beras dari Jateng, dijual untuk mengisi pasar setempat.

Oleh karena, Eko berharap selama musim panen antara Maret hingga April, Bulog harus ngebut melakukan pembelian. selama harga dibawah HPP, harga gabah kering panen saat ini Rp 3000 per kg, gabah kering panen Rp 4.000,00 sementara HPP Rp 4.200,00 per kg sedangkan beras di pasar lokal juga turun menjadi Rp 6.400,00 dan HPP Rp 6.600,00

Diperkirakan setelah panen, pada Juni mendatang harga gabah akan naik, di atas HPP sehingga peluang Bulog untuk menambah stok beras untuk panen musim rendeng sudah tertutup. Melihat pola pengaliran gabah dari Jateng ke Jabar yang sedemikan masif, Eko pesimis jika target pengadaan pangan 2012 sebesar 135 ribu ton bakal tercapai.

"Sebab satu sampai dua - tiga bulan mendatang panen sudah tidak ada lagi, beberapa daerah mulai masa tanam baru atau paceklik. Belum sumbangan lonjakan harga dampak penaikan harga BBM. Pada saat itu akan terjadi gejolak harga beras di pasar umum. Diprediksi beras melambung diatas HPP, kalau itu yang terjadi maka pengadaan pangan terancam tidak terealisasi. Realisasi sebesar pengadaan pangan seperti 2011 yakni 85 ribu ton sudah sangat bagus," jelasnya.

Humas Bulog Banyumas, M Priyono, mengungkapkan telah menggandeng 79 mitra dan dua tim Satuan Tugas (Satgas) Bulog. “Kami sudah memberikan kesempatan kepada mitra Bulog untuk melakukan penyerapan. Sebab, saat ini sudah mulai memasuki panen ray. Panen raya sedang berlangsung di Banyumas, Cilacap,"katanya.

Hingga kemarin, jumlah kontrak penyerapan antara mitra dengan Bulog mencapai 8000 ton. "Tahun ini, prognosa penyerapan di Bulog Banyumas ditarget 135 ribu ton setara beras. Jumlah tersebut memang lebih tinggi dari kebutuhan riil pelayanan raskin di Banyumas yang setahunnya mencapai 85 ribu ton setara beras. Namun, kalau itu bisa terealisasi, maka beras bisa disumbangkan ke Bulog yang kekurangan,” ujar Priyono.

Ia juga menyatakan kalau penyerapan sengaja digenjot sebelum adanya penaikan harga BBM. Sebab ada perkiraan kalau harga gabah dan beras juga akan naik pada saat harga BBM naik. (A-99/A-14T7)***


sumber: www.pikiran-rakyat.com
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik