PETANI CABE disuntik modal Rp 11,6 miliar oleh BUMN

PURBALINGGA: Petani cabe di wilayah Purbalingga, Pemalang, dan Tegal digelontori pinjaman modal usaha budi daya sebesar Rp 11,6 miliar yang bersumber dari dana Corporate Social Responsibility sejumlah Badan Usaha Milik Negara.

Kepala Bagian Perekonomian Setda Purbalingga Mukodam mengatakan saat ini dana yang sudah tersalurkan Rp 6,6 miliar, sisanya Rp 5 milyar segera dikucurkan dalam waktu dekat. “Pinjaman modal usaha diberikan melalui Koperasi Serba Usaha (KSU) Sejahtera Abadi yang anggotanya 248 petani cabe sekitar kaki Gunung Slamet,” katanya kemarin.

Dia menjelaskan wilayah kaki Gunung Slamet secara administratif meliputi tiga kabupaten yakni Tegal, Pemalang dan Purbalingga. Petani cabe di Purbalingga sebagian besar berada di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja dengan luas lahan garapan petani 360 hektare,” kata Mukodam.

Menurutnya pinjaman modal usaha yang telah dikucurkan masing-masing berasal dari PT Jamsostek Rp 5 miliar, PT Garuda Indonesia Rp1 miliar dan PT. Adikarya Rp600 juta.

“Dalam waktu dekat akan dikucurkan sebesar Rp5 miliar dari PT Jamsostek. Sedang menyangkut proses perencanaan, analisa kelayakan dan pendampingan teknis dilakukan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM),” katanya.

Ketua KSU Sejahtera Abadi, Supono mengatakan pemanfaatan modal usaha itu sekitar 50%-nya untuk membiayai sarana produksi pertanian seperti bibit, pupuk, obat-obatan. Sementara 50% lagi dimanfaatkan untuk biaya pengolahan tanah dan tenaga kerja.

Tenggang waktu pengembalian pinjaman modal selama 2 tahun dengan cara bertahap. Tahun I panen pertama pengembalian pinjjaman sebanyak 10%, panen kedua 20% dan panen ketiga 20%.

“Demikian juga halmnya dengan panenan tahun kedua juga persentase pengembaliannya sama seperti tahun pertama,” kata Supono.

Dijelaskan cabe yang dihasilkan para petani dijual kepada PT Hens ABC melalui sistem kontrak dengan harga Rp. 7.000 per kg. Sedangkan harga kontrak kepada koperasi Rp10.250 per kg.

Selisih harga diperhitungkan untuk biaya transportasi, sortasi atau pemilahan grading sebagai bagian quality control, pengepakan dan penyimpanan sementara.

“Jika harga di pasaran lebih dari Rp14.000 per kg, maka koperasi dan petani akan mendapat insentif dengan perhitungan tertentu,” kata Supono yang juga Kepala Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja.

Diungkapkan Supono, panen musim ini dikategorikan hasilnya sedang. Setiap batang pohon cabe mampu menghasilkan rata-rata 700 gram. Jumlah tanaman dalam 1 ha sebanyak 20.000 batang. Hasil yang maksimal satu batang pohon dapat mencapai satu kilogram.

“Hasil panenan petani cabe masih belum mampu memenuhi permintaan PT Hens ABC yang membutuhkan pasokan sebanyak 90 ton per hari. Oleh karenanya kami akan memperluas areal penanaman akan diperluas ke wilayah Kabupaten Banjarnegara,” kata Supono.

Bupati Purbalinga Heru Sudjatmoko mengatakan, pihaknya menyampaikan apresiasi yang sangat positif kepada BUMN yang telah peduli untuk membantu permodalan peani cabe melalui dana CSR.

“Kami terus mensuport BUMN agar melaksanakan program CSR nya, memberi pinjaman modal usaha kepada petani, khususnya di Purbalingga. Mudah-mudahan kedepan semakin banyak lagi BUMN yang menempatkan program CSR di Purbalingga,” kata Heru.

Heru juga berharap para petani lebih gigih bekerja menggarap lahan, meningkatkan produktivitas dan dapat menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh sejumlah BUMN.

“Manfaatkan pinjaman untuk mengembangkan usaha, sehingga pendapatan meningkatkan serta pengembalian pinjaman tertib, bertangungjawab dan tepat waktu agar makin dipercaya,” katanya. (sut)

#bisnis.com