Sopir dan ABK berisiko tinggi tertular HIV/AIDS
Halaman 1 dari 1
Sopir dan ABK berisiko tinggi tertular HIV/AIDS
CILACAP - Warga Cilacap yang memiliki mobilitas tinggi, sekarang ini menjadi prioritas sasaran penyuluhan HIV/AIDS. Mereka di antaranya para sopir truk, bus, dan anak buah kapal (ABK). Kalangan ini dinilai memiliki potensi besar terhadap penyebaran HIV/AIDS, di samping para narapidana.
Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P4L) Dinas Kesehatan Cilacap, Mariah Chilfati menyatakan, penyuluhan yang dimaksud lebih ditekankan pada bahaya dan risiko penyakit mematikan ini.
Ia menilai, belakangan penyebaran penyakit tersebut di Kabupaten Cilacap semakin memprihatinkan, sehingga secara gencar pihaknya berusaha menekan melalui berbagai kegiatan sosilaisasi.
”Intinya kami ingin memberikan proses penyadaran, bahwa risiko penyakit ini sangat tinggi dan membutuhkan perhatian semua pihak untuk menanggulanginya,” ujar Mariah kepada Wawasan, kemarin.
Dalam hal ini, peran-serta masyarakat sangat dibutuhkan, utamanya untuk mencegah tertularnya virus HIV/AIDS pada diri sendiri dengan berbagai pola tindakan yang bisa berisiko penyakit.
Selain kepada para sopir dan ABK, kini sosialisasi juga diberikan kepada kelompok masyarakat lainnya seperti kaum waria, gay, pekerja seks dan pengguna narkoba, salesman, dan saudagar. Dikatakan, kelompok-kelompok ini cukup berisiko tinggi terhadap penyebaran HIV/AIDS.
”Kelompok ini sering berhubungan langsung dengan orang lain, bisa di dalam wilayah atau luar Cilacap. Kami tidak bisa memprediksi bagaimana kesehatan para klien mereka, yang jelas mobilitas ini semakin membuka peluang tinggi terkena HIV/AIDS,” katanya.
Bergeser
Lebih lanjut, sebuah kenyataan terbaru ditemukan Dinkes terhadap pergeseran penderita HIV/AIDS. Menurut Mariah, jika dulu dominasinya di kalangan narapidana, terutama napi narkoba, maka tahun 2008 ini justru mengalami pergeseran ke masyarakat awam. Dinkes mencatat, sekarang ini lebih dari 60 persen penderita HIV/AIDS merupakan masyarakat awam.
”Tahun-tahun lalu, kondisi demikian tidak pernah kami jumpai, namun fenomenanya sekarang cukup mengejutkan,” katanya.
Sisi positif dari fenomena tersebut adalah mengindikasikan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke klinik khusus yang bisa mendeteksi HIV/AIDS. Namun diakui, fenomena gunung es terhadap HIV/AIDS masih tetap diberlakukan. Cilacap sendiri sejak lama diklaim sebagai daerah berisiko tinggi, karena memiliki pelabuhan internasional, sebagai wilayah perlintasan, banyaknya lembaga pemasyarakatan, dan adanya tempat prostitusi.
Kepala Dinkes Cilacap, Sugeng Budi Susanto mengungkapkan, sampai pertengahan Mei ini warga Cilacap yang terkena HIV/AIDS mencapai 63 orang. Rinciannya, penderita HIV ada 46 orang sedangkan yang mengidap AIDS 17 orang dan meninggal 16 orang. Mereka dari berbagai kalangan, di antaranya gay, napi, dan PSK, serta beberapa masyarakat awam. Bahkan dari jumlah ini dua di antaranya adalah ibu hamil. ady-Tj
Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P4L) Dinas Kesehatan Cilacap, Mariah Chilfati menyatakan, penyuluhan yang dimaksud lebih ditekankan pada bahaya dan risiko penyakit mematikan ini.
Ia menilai, belakangan penyebaran penyakit tersebut di Kabupaten Cilacap semakin memprihatinkan, sehingga secara gencar pihaknya berusaha menekan melalui berbagai kegiatan sosilaisasi.
”Intinya kami ingin memberikan proses penyadaran, bahwa risiko penyakit ini sangat tinggi dan membutuhkan perhatian semua pihak untuk menanggulanginya,” ujar Mariah kepada Wawasan, kemarin.
Dalam hal ini, peran-serta masyarakat sangat dibutuhkan, utamanya untuk mencegah tertularnya virus HIV/AIDS pada diri sendiri dengan berbagai pola tindakan yang bisa berisiko penyakit.
Selain kepada para sopir dan ABK, kini sosialisasi juga diberikan kepada kelompok masyarakat lainnya seperti kaum waria, gay, pekerja seks dan pengguna narkoba, salesman, dan saudagar. Dikatakan, kelompok-kelompok ini cukup berisiko tinggi terhadap penyebaran HIV/AIDS.
”Kelompok ini sering berhubungan langsung dengan orang lain, bisa di dalam wilayah atau luar Cilacap. Kami tidak bisa memprediksi bagaimana kesehatan para klien mereka, yang jelas mobilitas ini semakin membuka peluang tinggi terkena HIV/AIDS,” katanya.
Bergeser
Lebih lanjut, sebuah kenyataan terbaru ditemukan Dinkes terhadap pergeseran penderita HIV/AIDS. Menurut Mariah, jika dulu dominasinya di kalangan narapidana, terutama napi narkoba, maka tahun 2008 ini justru mengalami pergeseran ke masyarakat awam. Dinkes mencatat, sekarang ini lebih dari 60 persen penderita HIV/AIDS merupakan masyarakat awam.
”Tahun-tahun lalu, kondisi demikian tidak pernah kami jumpai, namun fenomenanya sekarang cukup mengejutkan,” katanya.
Sisi positif dari fenomena tersebut adalah mengindikasikan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke klinik khusus yang bisa mendeteksi HIV/AIDS. Namun diakui, fenomena gunung es terhadap HIV/AIDS masih tetap diberlakukan. Cilacap sendiri sejak lama diklaim sebagai daerah berisiko tinggi, karena memiliki pelabuhan internasional, sebagai wilayah perlintasan, banyaknya lembaga pemasyarakatan, dan adanya tempat prostitusi.
Kepala Dinkes Cilacap, Sugeng Budi Susanto mengungkapkan, sampai pertengahan Mei ini warga Cilacap yang terkena HIV/AIDS mencapai 63 orang. Rinciannya, penderita HIV ada 46 orang sedangkan yang mengidap AIDS 17 orang dan meninggal 16 orang. Mereka dari berbagai kalangan, di antaranya gay, napi, dan PSK, serta beberapa masyarakat awam. Bahkan dari jumlah ini dua di antaranya adalah ibu hamil. ady-Tj
Similar topics
» 15 Warga Purbalingga Tertular HIV/AIDS
» Penjaja Cinta Dominasi Tertular HIV/AIDS
» Ini Dia, 6 Media Sosial Berisiko Keamanan Tertinggi
» Sopir Mengantuk, Mobil APV Tenggelam di Sungai
» Sopir angkutan tolak turunkan tarif
» Penjaja Cinta Dominasi Tertular HIV/AIDS
» Ini Dia, 6 Media Sosial Berisiko Keamanan Tertinggi
» Sopir Mengantuk, Mobil APV Tenggelam di Sungai
» Sopir angkutan tolak turunkan tarif
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|