Krisis Air di Dieng Parah
Halaman 1 dari 1
Krisis Air di Dieng Parah
wawasan digital
BANJARNEGARA - Untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan hidup di kawasan dataran Tinggi Dieng diperlukan muatan lokal (mulok) pada sekolah tentang penghijauan. Usulan tersebut disampaikan Kelompok Peduli Lingkungan (KPL) Wijaya Kusuma. "Krisis air di Dieng sudah parah. Saat kemarau mata air banyak yang mati. Untuk mendapatkan air kita harus mencari hingga perbatasan Batang yang berjarak 10 kilometer dari wilayah kami, Desa Karangtengah yang masuk area Dataran Tinggi Dieng.
Jika ini dibiarkan akan mengancam kelangsungan hidup anak cucu kita," ujar Ketua KPL Wijaya Kusuma, Slamet Sami Jaya. Saat ini upaya penghijauan Dieng sudah mulai berjalan, yaitu dengan penanaman pohon ekaliptus (sejenis kayu putih) sekitar 45.000 pohon, atau setara dengan 45 hektar di wilayah Dieng. Sehingga dengan melihat luasan kawasan Dieng masih kurang banyak. Itu pun ditanam dengan jarak cukup jarang agar tanaman kentang masih bisa tumbuh di sela-sela ekaliptus.
"Padahal wilayah Dieng identik dengan Kecamatan Batur yang memiliki 9 desa. Sehingga untuk menghijaukan Dieng masih butuh waktu panjang, " ungkap dia. Selain dukungan ketersediaan bibit dari pemerintah daerah dan perusahaan di wilayah Banjarnegara, upaya penghijauan Dieng juga butuh dukungan moral, yakni dalam bentuk upaya penyadaran kepada masyarakat di wilayah Dieng tentang pentingnya penghijauan.
"Penghijauan Dieng perlu dilakukan secara kontinyu agar bisa terjaga, butuh pendekatan ke masyarakat. Baik melalui perkumpulan RT, desa, pengajian, lewat sekolah dan sebagainya, " jelasnya.
Menghimpun bibit
Terkait hal itu pihaknya berharap kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dindikpora) Banjarnegara, selain menghimpun bibit ekaliptus ke siswa juga bisa memberikan muatan lokal pada siswa di wilayah Dieng. "Mulok ini penting untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan terhadap generasi muda," ujarnya.
Kepala Dindikpora Banjarnegara, Winarso Wiwit Sulistyo mengatakan, telah merancang muatan lokal tentang lingkungan hidup, pengenalan sejarah dan potensi Banjarnegara, pengenalan dan antisipasi rawan bencana bagi siswa SD hingga SMA. "Ini sedang dirancang oleh tim pengembang kurikulum. Harapannya bisa diterapkan ke sekolah dengan melihat kebutuhan di wilayah masingmasing, " ujarnya. ito-bg
BANJARNEGARA - Untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap lingkungan hidup di kawasan dataran Tinggi Dieng diperlukan muatan lokal (mulok) pada sekolah tentang penghijauan. Usulan tersebut disampaikan Kelompok Peduli Lingkungan (KPL) Wijaya Kusuma. "Krisis air di Dieng sudah parah. Saat kemarau mata air banyak yang mati. Untuk mendapatkan air kita harus mencari hingga perbatasan Batang yang berjarak 10 kilometer dari wilayah kami, Desa Karangtengah yang masuk area Dataran Tinggi Dieng.
Jika ini dibiarkan akan mengancam kelangsungan hidup anak cucu kita," ujar Ketua KPL Wijaya Kusuma, Slamet Sami Jaya. Saat ini upaya penghijauan Dieng sudah mulai berjalan, yaitu dengan penanaman pohon ekaliptus (sejenis kayu putih) sekitar 45.000 pohon, atau setara dengan 45 hektar di wilayah Dieng. Sehingga dengan melihat luasan kawasan Dieng masih kurang banyak. Itu pun ditanam dengan jarak cukup jarang agar tanaman kentang masih bisa tumbuh di sela-sela ekaliptus.
"Padahal wilayah Dieng identik dengan Kecamatan Batur yang memiliki 9 desa. Sehingga untuk menghijaukan Dieng masih butuh waktu panjang, " ungkap dia. Selain dukungan ketersediaan bibit dari pemerintah daerah dan perusahaan di wilayah Banjarnegara, upaya penghijauan Dieng juga butuh dukungan moral, yakni dalam bentuk upaya penyadaran kepada masyarakat di wilayah Dieng tentang pentingnya penghijauan.
"Penghijauan Dieng perlu dilakukan secara kontinyu agar bisa terjaga, butuh pendekatan ke masyarakat. Baik melalui perkumpulan RT, desa, pengajian, lewat sekolah dan sebagainya, " jelasnya.
Menghimpun bibit
Terkait hal itu pihaknya berharap kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dindikpora) Banjarnegara, selain menghimpun bibit ekaliptus ke siswa juga bisa memberikan muatan lokal pada siswa di wilayah Dieng. "Mulok ini penting untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan terhadap generasi muda," ujarnya.
Kepala Dindikpora Banjarnegara, Winarso Wiwit Sulistyo mengatakan, telah merancang muatan lokal tentang lingkungan hidup, pengenalan sejarah dan potensi Banjarnegara, pengenalan dan antisipasi rawan bencana bagi siswa SD hingga SMA. "Ini sedang dirancang oleh tim pengembang kurikulum. Harapannya bisa diterapkan ke sekolah dengan melihat kebutuhan di wilayah masingmasing, " ujarnya. ito-bg
Similar topics
» Persibangga Masih Krisis Penjaga Gawang
» Krisis Pakan Ternak, Cari Rumput sampai Puluhan Kilometer
» Jalan Bojanegara Rusak Parah
» Gempa 4.8.SR Goyang Dieng
» Krisis Pakan Ternak, Cari Rumput sampai Puluhan Kilometer
» Jalan Bojanegara Rusak Parah
» Gempa 4.8.SR Goyang Dieng
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|