warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

20 Mahasiswa Asal Cilacap - Bertahan di Mesir

Go down

20 Mahasiswa Asal Cilacap - Bertahan di Mesir Empty 20 Mahasiswa Asal Cilacap - Bertahan di Mesir

Post  tahenk Tue Feb 08, 2011 8:31 pm

RADAR BANYUMAS

CILACAP-Sejumlah mahasiswa Cilacap yang studi di Mesir memilih bertahan di negeri tersebut. Mereka memilih untuk tidak pulang dengan pertimbangan menyelesaikan studi dan berharap agar kondisi keamanan di negeri tersebut kian membaik. Meski demikian mereka rata-rata sudah mengurus dukumen jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk proses evakuasi.
Muhammad Ulul Azmi, Mahasiswa Universitas Al Azhar asal Desa Welahan Wetan Kecamatan Adipala saat dihubungi Radarmas melalui situs jejaring sosial mengatakan beberapa mahasiswa asal Cilacap memilih bertahan di Mesir dengan tetap mempertimbangkan kondisi keamanan yang ada. Meski demikian mereka sudah mengurus administrasi yang bisa dipakai bila sewaktu-waktu kondisi genting dan mengharuskan pulang ke Indonesia atau keluar dari Mesir.
Ia mengatakan saat ini ada sekitar 20 mahasiswa asal Cilacap yang masih bertahan di Mesir dan sudah bisa saling berkomunikasi satu sama lain. Mereka berasal dari sejumlah kecamatan di cilacap, seperti Maos, Kroya, Majenang, Sidareja. Pertimbangan bertahan adalah berharap bisa menyelesaikan studi di Mesir. Ditakutkan bila kembali ke Indonesia akan sulit kembali ke Mesir. Termasuk pertimbangan biaya.
"Kondisi hari ini kian mencekam. Namun kita mencoba bertahan. Sebab hingga saat ini mahasiswa asal Indonesia sejatinya masih dalam situasi yang aman. Meski demikian kita tetap bersiap diri jika sewaktu-waktu dalam kondisi genting. Yakni dengan menyiapkan semua dokumen bila evakuasi diperlukan. Jika terjadi kondisi darurat rencananya kita upayakan keluar dari Mesir bersama-sama. Baik ke Jordan atau Jedah," jelasnya.
Menurut keterangan Amin Rosyadi ayah dari Wahidaturrohmah Mahasiswa Universitas Al Azhar Jurusan Ushuluddin asal Kecamatan Adipala mengatakan pada Kamis (3/2) sudah bisa berkomunikasi dengan putrinya. Komunikasi tersebut melalui situs jejaring sosial. "Komunikasi via telepon sulit dilakukan," ujarnya
Ia mengatakan hasil komunikasi dengan putrinya menyatakan hal yang sama. Bahwa mereka saat ini masih dalam kondisi aman. Sebab lokasi demonstrasi sekitar 45 menit perjalanan dengan kendaraan umum. Meski demikian putrinya juga sudah mempersiapkan dokumen, bila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk pulang ke Indonesia maupun evakuasi ke negara lain. "Kita hanya berdoa saja semoga kondisi di Mesir cepat membaik. Dan putri kami bisa melanjutkan studi sebagaimana harapannya," jelas Amin.

Uli Kabari Lewat SMS

Sementara itu Uli Nikmatil Izah (19) mahasiswa universitas Al-Azhar Mesir asal Pancasan Ajibarang yang hilang kontak sejak 15 hari lalu kemarin sudah bisa berkomunikasi.
"Pa, ma Uly teksih aman n smua terckpi tengriki. Alhamdulillah sht, doakan mawon angsal panggln cpt sking KBRI nek sios wangsul". Itulah sms yang dikirim Uli Nikmatil Izah menjelang Maghrib kemarin (04/02), kepada orang tuanya di Pancasan.
Orang tua Uli, Ahmad Sobirin mengungkapkan, pesan singkat tersebut merupakan kabar yang pertama diterima setelah hilang kontak dalam 15 hari. "Walaupun cuma sms seperti itu, sudah membuat hati kami menjadi sedikit lebih tenang,"ungkapnya.
Sobirin juga menjelaskan bahwa kondisi Uli bersama teman-teman yang berada di universitas Al-Azhar Mesir sekarang berada di kampus. Untuk urusan logistik masih terpenuhi. "Menurut kakak Uli yang terus memantau perkembangan gejolak Mesir, bahwa Uli menggunakan fasilitas internet, setelah melihat nomer yang masuk melalui ponsel saya,"jelasnya.
Setelah sms masuk, Sobirin langsung menghubungi nomar tersebut untuk telepon tapi sampai berita ini diturunkan, tidak bisa tersambung. "Sepertinya Uli mengirimkan pesan kepada teman atau pihak KBRI untuk diteruskan atau disampaikan ke ponsel saya, ini terlihat dari nomor ponsel yang masih kode Indonesia, 6289119 itu nomor yang masuk tadi dengan pesan singkat yang mengabarkan Uli di Mesir," kata Sobirin.
Seperti diketahui sebelumnya, Uli Nikmatil Izah (19) mahasiswi Al-Azhar Mesir jurusan tafsir usulludin hilang kontak dengan keluarga sejak setengah bulan yang lalu. Hal ini membuat orang tua uli yang berada di Pancasan Ajibarang merasa cemas akan keadaan anaknya tersebut. Mahasiswi semester I ini merupakan lulusan terbaik dari Pondok Pesantren Al-Hikmah Benda, Bumiayu. Sehingga mendapatkan bea siswa dari Universitas Al-Azhar Mesir untuk melanjutkan pendidikan disana.


Dua Hari Terakhir Kehilangan Kontak

Di Kebumen dua dari 18 mahasiswa yang sedang belajar di Mesir melakukan kontak dua hari yang lalu. Dua mahasiwa tadi merupakan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Daarussaadah, Desa Kritig, Petanahan, Kebumen. Dewan Pengasuh Ponpes Daarussaadah, Imam Sibaweh menuturkan, ada dua orang santrinya yang tengah menuntut ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo Mesir. Mereka adalah Absori (21) dan Roni (19).
Kontak terakhir dilakukan dua hari lalu. “Dua santri saya mengatakan, pemerintah Mesir sudah mengeluarkan pengumuman bahwa listrik, PAM, telepon akan diputuskan. Hal itu membuat mereka sangat khawatir,” kata Imam Sibaweh, Jumat (4/2).
Mendengar pengumuman tersebut, Imam Sibaweh menuturkan, kedua santrinya tersebut mengaku khawatir tidak bisa pulang ke tanah air. Apalagi suasana semakin mencekam. “Katanya, suara dentuman mulai terdengar dimana-mana, yang membuat mereka (Absori dan Roni) sangat ingin bisa segera pulang ke tanah air,” katanya seraya mengatakan, kedua santri tersebut sudah dianggapnya sebagai saudara.
Merasa khawatir, Imam Sibaweh mengaku berusaha mengontak ke Mesir, Rabu (2/4). Upayanya menghubungi via HP tersebut gagal. “Nomor dua santri saya tersebut sudah tidak bisa dihubungi lagi. Kami kehilangan kontak,” ujar Imam yang tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya tersebut.
Oleh karena itu, Imam berharap, pemerintah Indonesia segera mengambil tindakan secepatnya, mengevakuasi WNI yang saat ini terjebak kemelut di negeri yang terkenal dengan patung sphinx-nya tersebut. Hingga tahun 2011 ini, ada 6 orang santri Ponpes Daarussadah yang sudah menempuh pendidikan di Univarsitas Al Azhar. Salah satunya, adik Imam Sibaweh, Adib Amrulloh.

Menyikapi adanya 18 mahasiswa asal Kebumen yang masih tertahan di Mesir, Pemkab Kebumen masih terus memantau kondisi mahasiswa. "Kita akan terus koordinasi dan komunikasi dengan paguyuban alumnus mahasiswa mesir," ujar Asisten Bidang Pemerintahan Sekda Kebumen Adi Pandoyo SH.
Selain itu, Adi Pandoyo juga menegaskan keseiapan Pemkab Kebumen untuk memfasilitasi keluarga untuk melakukan penjempuatan jika mahasiswa sudah sampai di Jakarta. (cah/has/gus/tom)
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik