Guru Tak Mampu Susun Kurikulum
Halaman 1 dari 1
Guru Tak Mampu Susun Kurikulum
SUARA MERDEKA
* SDM Kurang
PURWOKERTO- Jumlah sekolah dan guru yang mampu menyusun kurikulum sekolah di Kabupaten Banyumas termasuk masih sedikit. Hanya sekolah tertentu yang sudah mampu mempraktikan.
Menurut anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Banyumas, Sumiarti MAg, kemarin, salah satu faktor penyebab masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Itu disebabkan minat sebagian guru untuk meningkatkan kapasitas kemampuannya masih kurang. Mereka masih enggan belajar untuk meningkatkan kualitas.
”Selama ini sebagian dari mereka masih menjadikan pekerjaan guru sebagai rutinitas saja tanpa adanya usaha untuk meningkatkan kemampuan. Bahkan, rata-rata mereka tidak membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),” ungkapnya.
Mereka, lanjut dia, baru akan menyusun RPP bila terdesak karena kebutuhan. Misalnya untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi guru. padahal rancangan pelaksanaan pembelajaran merupakan komponen dasar dari kurikulum tersebut.
Bila mereka tidak menyusun kurikulum sendiri karena alasan kesejahteraan yang masih kurang, itu tidak logis. Kenyataannya sekarang mereka diberi kesempatan memperoleh tunjangan sertifikasi.
”Kalau sudah dapat tunjangan, semestinya juga diikuti peningkatan profesionalisme,” kata pemerhati pendidikan dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto itu.
Bukan Hal Baru
Dia menambahkan, jika pemerintah menargetkan tahun 2014 sekolah harus dapat menyusun kurikulum sendiri, itu bukan hal baru. Bahkan, sejak tahun 2004 pemerintah telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sebenarnya model seperti itu menuntut sekolah dan guru untuk menyusun kurikulum sendiri.(H48-17)
* SDM Kurang
PURWOKERTO- Jumlah sekolah dan guru yang mampu menyusun kurikulum sekolah di Kabupaten Banyumas termasuk masih sedikit. Hanya sekolah tertentu yang sudah mampu mempraktikan.
Menurut anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Banyumas, Sumiarti MAg, kemarin, salah satu faktor penyebab masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Itu disebabkan minat sebagian guru untuk meningkatkan kapasitas kemampuannya masih kurang. Mereka masih enggan belajar untuk meningkatkan kualitas.
”Selama ini sebagian dari mereka masih menjadikan pekerjaan guru sebagai rutinitas saja tanpa adanya usaha untuk meningkatkan kemampuan. Bahkan, rata-rata mereka tidak membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),” ungkapnya.
Mereka, lanjut dia, baru akan menyusun RPP bila terdesak karena kebutuhan. Misalnya untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi guru. padahal rancangan pelaksanaan pembelajaran merupakan komponen dasar dari kurikulum tersebut.
Bila mereka tidak menyusun kurikulum sendiri karena alasan kesejahteraan yang masih kurang, itu tidak logis. Kenyataannya sekarang mereka diberi kesempatan memperoleh tunjangan sertifikasi.
”Kalau sudah dapat tunjangan, semestinya juga diikuti peningkatan profesionalisme,” kata pemerhati pendidikan dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto itu.
Bukan Hal Baru
Dia menambahkan, jika pemerintah menargetkan tahun 2014 sekolah harus dapat menyusun kurikulum sendiri, itu bukan hal baru. Bahkan, sejak tahun 2004 pemerintah telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sebenarnya model seperti itu menuntut sekolah dan guru untuk menyusun kurikulum sendiri.(H48-17)
Similar topics
» Susun Peta Hijau, Bagikan Kuesioner
» Cilacap Kekurangan 2.497 Guru
» Guru Ngaji Berzinah
» Cilacap Kekurangan 814 Guru SD
» Guru SD dan Pembantu Tewas Dibantai
» Cilacap Kekurangan 2.497 Guru
» Guru Ngaji Berzinah
» Cilacap Kekurangan 814 Guru SD
» Guru SD dan Pembantu Tewas Dibantai
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|