warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

TKW Banyumas, 12 Tahun Tanpa Gaji

Go down

TKW Banyumas, 12 Tahun Tanpa Gaji Empty TKW Banyumas, 12 Tahun Tanpa Gaji

Post  tahenk Thu Apr 14, 2011 11:06 pm

Radar Banyumas

Tersandera di Arab
RAWALO-Entah sudah berapa kali cerita pilu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri harus terjadi.

Seperti kisah memilukan yang dialami Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Dusun Locondong, Desa Losari RT 2/4, Kecamatan Rawalo Marsiyem (33). Marsiyem sudah 12 tahun tak pulang ke kampung halaman sejak terbang ke Arab Saudi pada tanggal 20 April 2000 atau saat berumur 22 tahun. Selama 12 tahun pula, Marsiyem belum pernah mengirim uang hasil kerja kerasnya sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di rumah Majikan yang bernama Khalid Mubaraj Al Abdullah di Riyad, Arab Saudi. Gaji yang semestinya dia dapatkan selama 12 tahun tidak dibayar oleh majikannya.

Akibatnya, dia pun tertahan dan tak bisa pulang dari Arab, dan tetap berada di rumah majikannya tersebut. Malahan sejak tiga tahun belakangan, atau di tahun 2008, keluarganya putus kontak dengan Marsiyem tanpa ada kejelasan pasti.

Sepupu Marsiyem, Arsim Aris Atmaja (44), yang pernah mengurus masalah Marsiyem mengatakan, permasalahan Marsiyem adalah soal gaji dan hak yang harus dia dapatkan sebagai PRT di Arab Saudi. Selama 12 tahun bekerja di tempat Khalid, kata Arsim, yang sempat berkomunikasi dengan Marsiyem sebelum tahun 2008 atau komunikasi di tahun 2006, adalah gaji.

"Marsiyem tidak pernah dibayar selama bekerja. Dia pun tak bisa pulang. Saya pernah ngomong agar kabur saat bisa berkomunikasi, tapi dia tidak berani karena uang selama dia bekerja belum dibayar. Soal keberadaan Marsiyem saya yakin masih di tempat majikan Khalid," kata Arsim saat ditemui di rumah Marsiyem, Rabu (13/4) kemarin.

Marsiyem, kata Arsim, sebenarnya pernah mendapatkan gaji sebesar 30.000 real di tahun 2006. Tapi uang gaji itu kemudian diminta lagi. "Marsiyem pernah bercerita mendapat uang 30.000 real atau sekitar Rp 75 juta. Tapi diminta lagi oleh majikannya. Alasan majikannya dipinjem," kata Arsim. Dikatakan Arsim, kalau dijumlah 12 tahun bekerja, maka Marsiyem bisa mendapat ratusan juta.

Atas kejadian yang dialami saudaranya itu, Arsim Atmaja lalu menanyakan sekaligus melaporkan secara resmi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Arab Saudi melalui Bagian (Cq) Atase Ketenaga Kerjaan pada tahun 2008. Waktu itu, Arsim sedang menjadi TKI di Arab Saudi.

"Waktu Januari tahun 2008 lalu, saya menjadi TKI di Arab. Saya sudah melaporkan langsung ke Kedubes RI melalui atase Ketenaga Kerjaan. Kemudian dari Atase ditindaklanjuti dengan langsung menanyakan ke PT yang membawa yaitu PT Avcojaya Manunggal. PT menyanggupi untuk mengurus melalui kantor cabang PT Avco yang berada di Riyad yaitu Al Mubasyir," kata Arsim.

Selanjutnya, dari kantor cabang Al Mubasyir mengundang majikan Marsiyem, dan juga Marsiyem di kantor Al Mubasyir pada bulan April tahun 2008. Di tempat itu, dicapai sebuah kesepakatan Marsiyem akan dipulangkan enam bulan sesudahnya bulan April 2008.

"Kesepakatan di Al Mubasyir ditunjukan dengan surat, tanda tangan dan foto Marsiyem. Saya melihat arsipnya di kantor Al Mubasyir. Cuman, saat kesepakatan saya tidak ada. Kata orang dari Al Mubasyir, kesepakatan dilakukan sehari sebelum saya datang ke kantor Al Mubasyir," ucapnya.

Setelah kesepakatan itu, Arsim kehilangan kontak dengan Marsiyem saat berada di Arab. Saluran telepon yang biasa digunakan putus. Kontak terakhir, jelas dia, dilakukan sebelum April 2008 lalu.
Arsim yang saat itu berada di Arab pun harus pulang karena habis masa kontrak pada September 2008 dan tak bisa bertahan lagi di Arab.

Setelah pulang ke kampung halaman di Desa Losari, Arsim masih mencoba untuk mengetahui keberadaan Marsiyem di tahun 2009. Seluruh keluarganya dikumpulkan. Orang tua Marsiyem yaitu Mustarjo Tulam (66), beserta dengan sponsor yang membawa Marsiyem yaitu Bejo Parmin, asal Kahuripan, Cilacap dibawa ke Tebet Jakarta menemui pihak PT Avco Jaya Manunggal pimpinan Adrie PH Nelwan.

Lagi-lagi, dari PT saat ditemui di Jakarta pun hanya mengusahakan dan menjanjikan akan memulangkan melalui surat yang dikirim ke Kedubes RI melalui fax. Setelah itu, tidak ada kontak sama sekali antara keluarga dan Marsiyem.

"Tahun 2009 saya ke Jakarta bersama dengan sponsor. Di situ hanya dijanjikan bahwa kepulangan dibantu. PT akan menge-fax surat ke Kedubes RI di Riyadh. Nyatanya sampai hari ini atau sudah 12 tahun tak pulang juga," kata Arsim didampingi dengan Mustrajo.

Arsim berharap, pemerintah segera membantu keberadaan Marsiyem sekaligus memulangkan ke Indonesia. Dia yakin, Marsiyem masih berada di rumah majikan yang bernama Khalid. "Keluarga cuma minta tiga hal. Pulangkan Marsiyem dengan segera, pulang dengan keadaan sehat tanpa cacat, dan penuhi hak-haknya," katanya mewakili orang tua Marsiyem.
Mustarjo Tulam dan Kasem (64), orang tua Marsiyem, saat ditemui Radarmas hanya pasrah dan terlihat lemas mengingat anaknya yang tak kunjung pulang. Mustarjo yang sudah berumur 66 tahun dan tak bisa bahasa Indonesia hanya menginginkan agar anaknya selamat dan pulang membawa haknya. Bahkan, ibu Marsiyem yaitu Kasem sudah sering sakit-sakitan bila mengingat Marsiyem.

Dari cerita Kasem, Marsiyem berangkat di tahun 2000 dana hanya sempat berkirim surat setahun kemudian. Ditambah dengan komunikasi dengan telepon sebelum tahun 2008 lalu.

"Saiki mbuh wis nangendi. Rolas tahun ra ngabari, ra ngirimi. Nek bali ya kudu dibayar. Nek bali ora waras ya nelangsa. Moga-moga bae selamet lan bisa cepet bali ya mas," harap Kasem dan Mustarjo saat ditanya soal keinginannya. (ttg)
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik