Unsoed Luncurkan Pusat Penelitian dan Produksi Benih Kedelai
Halaman 1 dari 1
Unsoed Luncurkan Pusat Penelitian dan Produksi Benih Kedelai
PURWOKERTO - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto resmi membuka Pusat Penelitian Dan Produksi Benih Kedelai sebagai bagian dari program Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Pusat penelitian tersebut diharapkan mampu membantu pemerintah dalam mengembangkan benih kedelai demi kepentingan masyarakat.
"Kita ingin membantu masyarakat untuk mengembangkan varietas kedelai lokal agar bisa bersaing dengan kedelai import," kata Edy Yuwono selaku Rektor Unsoed Purwokerto saat acara launching Penelitian Dan Produksi Benih Kedelai di Ruang Rektorat lantai 3 Unsoed Purwokerto, Senin (6/8/2012) sore.
Edy menambahkan, selama ini para petani enggan membudidayakan tanaman kedelai karena dianggap kurang bernilai ekonomi. Selain itu, kualitas kedelai lokal dianggap lebih rendah dibanding kedelai import.
Akibatnya, para pengrajin tahu dan tempe yang mengandalkan kedelai sebagai bahan baku menjadi tergantung dengan produk kedelai import.
"Kami berharap, benih kedelai yang kami kembangkan nanti bisa bersaing dengan kedelai import, sehingga petani mau mengembangkannya dan tidak lagi tergantung kedelai import," tambah Edy.
Sementara itu Ketua LPPM Unsoed, Totok Agung mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan penelitian benih kedelai sejak beberapa tahun yang lalu.
"Kita juga bekerjasama dengan pihak Menristek dalam penelitian ini," kata Totok.
Kedepannya, Totok sangat berharap bahwa peluncuran Pusat Penelitian Dan Produksi Benih Kedelai tersebut menjadi jalan terang terhadap produk kedelai lokal.
#tribunnews.com
"Kita ingin membantu masyarakat untuk mengembangkan varietas kedelai lokal agar bisa bersaing dengan kedelai import," kata Edy Yuwono selaku Rektor Unsoed Purwokerto saat acara launching Penelitian Dan Produksi Benih Kedelai di Ruang Rektorat lantai 3 Unsoed Purwokerto, Senin (6/8/2012) sore.
Edy menambahkan, selama ini para petani enggan membudidayakan tanaman kedelai karena dianggap kurang bernilai ekonomi. Selain itu, kualitas kedelai lokal dianggap lebih rendah dibanding kedelai import.
Akibatnya, para pengrajin tahu dan tempe yang mengandalkan kedelai sebagai bahan baku menjadi tergantung dengan produk kedelai import.
"Kami berharap, benih kedelai yang kami kembangkan nanti bisa bersaing dengan kedelai import, sehingga petani mau mengembangkannya dan tidak lagi tergantung kedelai import," tambah Edy.
Sementara itu Ketua LPPM Unsoed, Totok Agung mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan penelitian benih kedelai sejak beberapa tahun yang lalu.
"Kita juga bekerjasama dengan pihak Menristek dalam penelitian ini," kata Totok.
Kedepannya, Totok sangat berharap bahwa peluncuran Pusat Penelitian Dan Produksi Benih Kedelai tersebut menjadi jalan terang terhadap produk kedelai lokal.
#tribunnews.com
Similar topics
» Produksi Benih Ikan Terganggu
» Bupati Banyumas Tebar 12 Ribu Benih Ikan
» Perajin Tempe Pakai Kedelai KW2
» Pemdes Kalisari Bangun Demplot Kedelai
» Harga Naik, Kedelai Impor Tetap Jadi Pilihan
» Bupati Banyumas Tebar 12 Ribu Benih Ikan
» Perajin Tempe Pakai Kedelai KW2
» Pemdes Kalisari Bangun Demplot Kedelai
» Harga Naik, Kedelai Impor Tetap Jadi Pilihan
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik