warga purbalanjar
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Datang dari Banyumas Cume Nak Cabol Jak

Go down

Datang dari Banyumas Cume Nak Cabol Jak  Empty Datang dari Banyumas Cume Nak Cabol Jak

Post  tahenk Thu Feb 21, 2013 9:52 pm

SINGKAWANG: Baru saja menginjakkan kakinya di Kota Singkawang, warga Banyumas, Suprapto, 25, sudah mencabuli Kembang (nama samaran), siswa Kelas I SMA Kota Singkawang. Padahal ayah satu anak itu masih memiliki hubungan keluarga dengan korbannya.

Dengan niat mencari kerja yang lebih baik untuk menghidupi keluarga kecilnya, Suprapto meninggalkan kampungnya di Karangbawang, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah menuju Kalbar menggunakan kapal laut.

Pada Sabtu (16/2) malam, ayah dari bayi berusia 2,5 tahun ini tiba di Kota Pontianak. Selanjutnya pada Minggu (17/2) dini hari, Suprapto berangkat ke Kota Singkawang menemui paman dari istrinya di Jalan Trisula, Bukit Batu, Singkawang. “Saya cari kerja, mau ikut Pak De (paman istrinya, red), katanya kerja jual ikan,” aku Suprapto ketika ditemui di Mapolres Singkawang, Selasa (19/2).

Sebelumnya Suprapto tidak pernah datang ke Singkawang dan tidak pernah pula bertemu Pak De-nya (Wasisto). Tetapi, bermodalkan keterangan dari istrinya, Suprapto berhasil menemukan rumah paman istrinya itu. “Saya memperkenalkan diri, bahwa saya menantunya Mujiana (adik Wasisto, red),” terang Suprapto.

Mendengar Suprapto itu merupakan menantu dari adiknya, Wasisto pun mempersilakan tamunya itu untuk menginap di rumahnya. Dari situlah, Suprapto berkenalan dengan anak Pak De-nya, sebut saja Kembang, gadis yang masih duduk di kelas satu salah satu SMA di Kota Singkawang.

Pada Minggu sore, Suprapto berbincang-bincang dengan Pak De-nya di teras rumah. Di situ pula Kembang bermain kembang api. Dikarenakan hari semakin gelap, Kembang disuruh masuk ke kamar. Sedangkan keduanya masih melanjutkan perbincangannya.

Karena disuruh ayahnya, Kembang pun masuk ke kamar untuk tidur. Dia mengenakan baju kuning dan celana kaus selutut bermotif bulan dan bintang. Ketika itu, pintunya hanya ditutup, tidak dikunci.

Tiba-tiba, sekitar pukul 23.30, Suprapto mengetuk pintu kamar Kembang dan langsung membukanya. “Dia memegang kedua kaki saya, maka saya terbangun,” kata Kembang.

Kembang pun bertanya ke Suprapto, “Ada apa?” Suprapto pun menjawab, “Nggak ada, tolong matiin televisi.” Kembang pun beranjak dari tempat tidurnya untuk mematikan televisi di ruang tamu.

Ketika itu Suprapto memegang payudara Kembang bagian kiri dengan tangan kanannya. “Dia menekan payudara saya dengan tangannya. Waktu itu saya kira dia tidak sengaja atau salah pegang, makanya saya diam dan tetap pergi ke ruang tamu untuk mematikan televisi,” terang Kembang.

Setelah mematikan televisi, Kembang kembali ke kamarnya. Tiba-tiba saja Suprapto (yang dari tadi di depan pintu) mendorong Kembang hingga telentang di tempat tidur. “Lalu menindih badan saya dengan tubuhnya,” ujar Kembang.

Suprapto pun melanjutkan aksinya dengan meremas kedua belah payudara Kembang, mencium pipi dan leher gadis SMA tersebut berulang-ulang kali. “Saya menendang perutnya, tetapi dia tetap saja meremas-remas payudara saya,” kata Kembang.

Melihat kembang semakin meronta-ronta, nafsu Suprapto semakin naik ke ubun-ubun. Dia mengusap-usap kemaluan Kembang dengan tangannya. Saking takut dan paniknya, Kembang pun menendang dinding kamarnya yang terbuat dari tripleks sehingga mengeluarkan bunyi yang keras.

Akibat tendangan Kembang ke dinding kamar itu, Suprapto pun kaget dan menghentikan aksi bejatnya karena mengira orang-orang di rumah tersebut terbangun. Kesempatan itu pun dimanfaatkan Kembang untuk mengambil kipas angin yang tidak jauh darinya. “Saya ambil kipas angin dan saya pukulkan ke paha (bagian kanan, red) dia,” ujar Kembang.

Suprapto pun marah-marah dan langsung mengeluarkan pisau lipat dari sakunya. Tetapi Kembang bertindak cepat, dengan sigap dia menendang kemaluan Suprapto hingga tiga kali. Dilanjutkan dengan dorongan keras, sehingga Suprapto ke luar dari kamar. “Saya langsung menutup pintu dan menguncinya dari dalam,” kata Kembang.

Ternyata Suprapto kembali mengetuk pintu tersebut. Tetapi Kembang yang ketakutan di dalam kamar tidak memedulikannya. “Saya menghubungi nomor handphone ibu saya, tetapi tidak bisa,” kata Kembang.

Handphone ibunya sudah diambil dan dimatikan Suprapto. Sehingga Kembang tidak bisa melaporkan hal tersebut ke ibunya yang tertidur pulas di depan televisi di ruang tamu. “Saya menghubungi teman saya, supaya dia melaporkan ke nenek, kalau saya mau diperkosa,” cerita Kembang.

Sementara Suprapto masih berupaya melanjutkan aksinya, dia mendobrak pintu kamar, tetapi upayanya itu gagal. Dia pun berpura-pura ke dapur untuk mengambil wudu, dikhawatirkan orang sudah terbangun karena suara gaduh tadi.

Tidak beberapa lama, ayah Kembang terbangun karena ingin buang air, lalu melihat Suprapto menuju dapur, katanya hendak mengambil air wudu. Setelah itu Suprapto kembali mengetuk-ngetuk pintu kamar Kembang.

Melihat Suprapto mengetuk-ngetuk kamar anaknya, ayah Kembang (Wasisto) pun bertanya ke Suprapto ada apa gerangan. Saat itu pelaku berkilah hendak meminjam sajadah dengan Kembang. Padahal di dekatnya, sudah ada sajadah. Sehingga Pak De-nya itu mulai curiga.

Mendengar ada suara ayahnya di luar kamar, Kembang pun langsung membuka pintu sambil menangis dan keluar rumah menuju rumah neneknya yang bersebelahan dengan rumahnya.

Malam itu juga, ayahnya menjemput Kembang di rumah neneknya dan menanyakan apa yang terjadi. Saat itulah Kembang menceritakan semua perbuatan Suprapto yang berupaya memerkosanya. Bagaikan disambar petir, ayah Kembang pun kembali ke rumah untuk menemui Suprapto dan menanyakan kebenarannya, tetapi pria itu menyangkal perbuatannya.

Bahkan Suprapto menyusul Kembang dan memaksa neneknya agar bisa mempertemukan mereka. “Saat itu dia maksa nenek untuk bertemu saya, karena dia malu dituduh memerkosa, dia mengaku hanya ingin meminjam sajadah,” kata Kembang.

Tetapi penjelasan Suprapto itu tidak dipercayai nenek Kembang. Bahkan si nenek langsung menutup pintu agar Suprapto tidak masuk ke rumah. Pada saat itu Suprapto pergi meninggalkan rumah dan bersembunyi di masjid.

Ayah Kembang bersama keluarga dan warga sekitar mencari Suprapto ke sana kemari. Tetapi tidak menemukan keberadaan pria yang menginap di rumahnya itu. Kemudian mereka berinisiatif menunggu di Terminal Induk Singkawang. Benar saja, tidak beberapa lama, Suprapto datang menggunakan motor ojek.

Saat itulah Suprapto ditangkap ayah Kembang dan warga. Selanjutnya warga menghubungi Polres Singkawang. Tidak beberapa lama, polisi pun datang menjemput Suprapto di terminal induk Singkawang.

Di Mapolres Singkawang, Suprapto masih menyangkal perbuatannya yang hendak memerkosa Kembang. Tetapi keterangannya sering berubah-ubah dan banyak kejanggalan. “Saya tidak mau memerkosanya, saya hanya minta ke dia untuk matikan televisi yang masih menyala di ruang tamu, tidak enak mau bangunkan yang lain dan saya juga mau minjam sajadah, waktu dia bilang saya menciumnya, saya cuma membisikkan ke telinganya, tetapi terkena ke pipinya,” kilah Suprapto.

Kapolres Singkawang AKBP Prianto SIk MSi melalui Kasubbag Humas Iptu Asep S mengatakan Kembang melaporkan kejadian pencabulan tersebut ke Mapolres. “Visum sudah dilakukan terhadap korban yang masih tampak trauma dan hasilnya paling lama satu minggu. Pelaku sudah kita amankan, saksi-saksi pun sudah kita mintai keterangan terkait pencabulan itu,” jelasnya.

Atas perbuatannya melakukan pencabulan terhadap Kembang itu, kata Asep, pelaku dijerat dengan Pasal 82 UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 289 KUHP dengan ancaman kurungan maksimal 15 tahun dan minimal tiga tahun.

>>equator-news.com
tahenk
tahenk

Jumlah posting : 2009
Join date : 27.01.08
Lokasi : Jakarta Selatan

http://tahenk.multiply.com/

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik