Terminal Binorong mangkrak
Halaman 1 dari 1
Terminal Binorong mangkrak
wawasan
BANJARNEGARA - Kondisi sub terminal Binorong di pertigaan Mrican, Kecamatan Bawang, Banjarnegara mangkrak. Tak ada aktivitas naik turun penumpang di terminal tersebut karena angkutan umum tidak masuk di terminal. Dari pantauan Wawasan, angkutan umum seperti bus, mikrobus, angkutan kota dan angkudes memilih ngetem di tepi jalan sehingga seringkali mengganggu lalu lintas.
Petugas terkait terpaksa menunggu di tepi jalan sambil membawa kursi untuk menarik retribusi. Padahal, di pintu masuk terminal sudah ada bangunan pos yang representatif. Bahkan, seringkali petugas berlarian karena saat membayar retribusi, angkutan umum tetap sambil jalan.
Hal ini sehingga menimbulkan pemandangan yang kurang etis. Dengan kondisi tersebut petugas terkesan kurang tertib dalam menjalankan tugasnya. Apalagi, terkadang mengabaikan keselamatan mereka maupun pengguna jalan yang lain.
Selain itu, sebagian besar kios juga tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya untuk buka usaha. Fasilitas tempat duduk calon penumpang juga menjadi kotor. Kondisi tersebut membawa kesan terminal menjadi mangkrak.
Menurut penuturan warga setempat, angkutan umum tak masuk terminal sudah berlangsung lama. Sepinya terminal ini konon merupakan imbas dari dibangunnya jembatan di atas Sungai Serayu yang menghubungkan Kecamatan Mandiraja dan Rakit.
"Saat belum ada jembatan terminal di sini cukup ramai. Angkutan umum yang beroperasi di utara sungai (Serayu-red) lewat di sini. Sejalan dengan berfungsinya jembatan, lambat laun di sini sepi," kata Nuning, warga setempat.
Harapan masyarakat sekitar Terminal Binorong, terminal tersebut dioptimalkan kembali. Pihak terkait diminta bersikap tegas kepada para awak bus yang tidak bersedia masuk dalam terminal. "Jangan hanya mau duitnya, namun tidak mau memaksimalkan fungsi terminal," ujar dia.
Potensial
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) Banjarnegara Setyawan saat dikonfirmasi mengakui tidak berfungsinya Terminal Binorong. Menurut dia, penyebab angkutan umum tak masuk terminal karena fasilitas sudah tidak memadai, aspal sudah mengelupas.
Pihaknya juga menyayangkan kondisi tersebut mengingat Terminal Binorong cukup potensial. Selain lokasinya strategis, keramaian lalu lintas sampai malam. "Pembenahan sub Terminal Binorong menjadi prioritas kami. Saat ini tengah kami usulkan anggaran dana sekitar Rp 200 juta melalui APBD 2011," kata Setyawan.
Kepala Bidang Terminal dan Angkutan Koentoro Hadi menambahkan, petugas penarik retribusi tidak pada posnya karena ke sasaran awak angkutan umum rendah. Padahal, mereka dibebani target pendapatan asli daerah (PAD). Contohnya, banyak angkutan umum yang tidak mau masuk di sejumlah terminal. Mereka seringkali memutar meski belum sampai terminal tujuan. ito-bg
BANJARNEGARA - Kondisi sub terminal Binorong di pertigaan Mrican, Kecamatan Bawang, Banjarnegara mangkrak. Tak ada aktivitas naik turun penumpang di terminal tersebut karena angkutan umum tidak masuk di terminal. Dari pantauan Wawasan, angkutan umum seperti bus, mikrobus, angkutan kota dan angkudes memilih ngetem di tepi jalan sehingga seringkali mengganggu lalu lintas.
Petugas terkait terpaksa menunggu di tepi jalan sambil membawa kursi untuk menarik retribusi. Padahal, di pintu masuk terminal sudah ada bangunan pos yang representatif. Bahkan, seringkali petugas berlarian karena saat membayar retribusi, angkutan umum tetap sambil jalan.
Hal ini sehingga menimbulkan pemandangan yang kurang etis. Dengan kondisi tersebut petugas terkesan kurang tertib dalam menjalankan tugasnya. Apalagi, terkadang mengabaikan keselamatan mereka maupun pengguna jalan yang lain.
Selain itu, sebagian besar kios juga tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya untuk buka usaha. Fasilitas tempat duduk calon penumpang juga menjadi kotor. Kondisi tersebut membawa kesan terminal menjadi mangkrak.
Menurut penuturan warga setempat, angkutan umum tak masuk terminal sudah berlangsung lama. Sepinya terminal ini konon merupakan imbas dari dibangunnya jembatan di atas Sungai Serayu yang menghubungkan Kecamatan Mandiraja dan Rakit.
"Saat belum ada jembatan terminal di sini cukup ramai. Angkutan umum yang beroperasi di utara sungai (Serayu-red) lewat di sini. Sejalan dengan berfungsinya jembatan, lambat laun di sini sepi," kata Nuning, warga setempat.
Harapan masyarakat sekitar Terminal Binorong, terminal tersebut dioptimalkan kembali. Pihak terkait diminta bersikap tegas kepada para awak bus yang tidak bersedia masuk dalam terminal. "Jangan hanya mau duitnya, namun tidak mau memaksimalkan fungsi terminal," ujar dia.
Potensial
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) Banjarnegara Setyawan saat dikonfirmasi mengakui tidak berfungsinya Terminal Binorong. Menurut dia, penyebab angkutan umum tak masuk terminal karena fasilitas sudah tidak memadai, aspal sudah mengelupas.
Pihaknya juga menyayangkan kondisi tersebut mengingat Terminal Binorong cukup potensial. Selain lokasinya strategis, keramaian lalu lintas sampai malam. "Pembenahan sub Terminal Binorong menjadi prioritas kami. Saat ini tengah kami usulkan anggaran dana sekitar Rp 200 juta melalui APBD 2011," kata Setyawan.
Kepala Bidang Terminal dan Angkutan Koentoro Hadi menambahkan, petugas penarik retribusi tidak pada posnya karena ke sasaran awak angkutan umum rendah. Padahal, mereka dibebani target pendapatan asli daerah (PAD). Contohnya, banyak angkutan umum yang tidak mau masuk di sejumlah terminal. Mereka seringkali memutar meski belum sampai terminal tujuan. ito-bg
Similar topics
» Dana 20 Miliar Siap Ubah Terminal Bobotsari Jadi Terminal Tipe A
» Bank Padi Mangkrak
» Wisata Nusakambangan Terancam Mangkrak
» Mangkrak, Halte Malah Akan Ditambah
» Terminal Induk Gagal Penuhi Target
» Bank Padi Mangkrak
» Wisata Nusakambangan Terancam Mangkrak
» Mangkrak, Halte Malah Akan Ditambah
» Terminal Induk Gagal Penuhi Target
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|