Wisata Nusakambangan Terancam Mangkrak

SEMARANG – Perda No 24 tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Jateng 2012-2027 memasukkan Pulau Nusakambangan sebagai salah satu andalan destinasi pariwisata provinsi (DPP). Namun otoritas khusus yang melekat di pulau itu membuat Nusakambangan terancam jadi destinasi mangkrak.

Sekretaris Komisi B DPRD Jateng, Yahya Haryoko menyatakan, untuk bisa memanfaatkan Nusakambangan maka pemerintah provinsi Jateng perlu menjalin kepakatan dengan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM) Jateng sebagai penguasa wilayah. "Jika tidak maka penentuan pulau itu sebagai DPP akan percuma, malah akan jadi destinasi mangkrak karena tidak dimanfaatkan," katanya, di Gedung Berlian DPRD Jateng, Selasa (29/5).

Dalam Perda yang disahkan pada rapat paripurna kemarin, Nusakambangan masuk sebagai salah satu dari 6 DPP. Ke enamnya yakni Nusakambangan-Baturaden, Semarang-Karimunjawa, Solo-Sangiran, Borobudur-Dieng, Tegal-Pekalongan, dan Rembang-Blora. Dalam RIPK Nasional, pulau seluas 20 hektare itu juga masuk menjadi salah satu destinasi wisata andalan Jateng, selain Borobudur, Sangiran dan Karimunjawa.

Pulau Nusakambangan, menurut Yahya, memiliki potensi wisata sangat besar. Di sana ada pantai pasir putih terbaik di Indonesia, juga bunga Wijayakusuma yang tumbuh di karang dan tidak terdapat di tempat lain. Kerajinan tangan dari para narapidana juga bisa menjadi kenangan-kenangan yang sangat berkesan untuk wisatawan.

"Maka sangat eman-eman jika tidak segera dibuka, tentunya tanpa menganggu aktifitas di sana. Saya harap akhir 2013 ini sudah ada kesepakatan dengan Kemenkum HAM," katanya.

#suaramerdeka.com