Warisan Permainan Tradisional Banyumas
Halaman 1 dari 1
Warisan Permainan Tradisional Banyumas
Sungai, ternyata tak cuma memberi penghidupan bagi manusia yang tinggal di tepiannya. Ia pun mampu memberikan kesenangan permainan kanak-kanak yang menyenangkan.
Di tepi Sungai Serayu yang mengalir di Desa Plana, Banyumas, Somagede, Jawa Tengah, Ramon Y Tungka, host Kampung Main, bermain bersama anak-anak di tepian Sungai Serayu. Mereka belajar bermain Kunclungan, yakni permainan musik yang dilakukan di air tanpa menggunakan alat musik sama sekali. Penasaran kan?
Berhubung Ramon dan teman-teman belum menguasai permainan Kunclungan, pun menemui simbah-simbah alias nenek-nenek, yakni Mbah Marpi, Mbah Warsilah dan Mbah Sati. Mereka tengah sibuk mencuci baju di Sungai Serayu. Namun para nenek ini tak sungkan mengajari Ramon dan teman-teman.
Selain bermain Kunclungan, Ramon juga belajar bermain Sripat, yakni melempar batu hingga terpantul-terpantul di atas permukaan air. Siapa yang mampu melempar paling jauh dan paling banyak menghasilkan pantulan, dialah yang menang.
Keceriaan anak-anak Desa Plana makin terlihat saat malam tiba dan anak-anak bermain di halaman rumah mereka. Dulunya, aneka permainan ini biasa dilakukan anak-anak untuk mengisi waktu saat bulan tengah purnama. Karena pada saat inilah, halaman rumah akan terlihat terang dan dapat digunakan sebagai tempat bermain, meski tak ada penerangan di malam hari.
Serunya, ketiga nenek yang ditemui Ramon di tepian Sungai Serayu, ternyata turut berpartisipasi dalam permainan-permainan ini. Memandu jalannya permainan, ketiga nenek yang sudah renta ini ternyata masih tetap mampu bergerak lincah.
Bersama anak-anak dan para simbah, Ramon memainkan aneka warisan permainan tradisional Banyumas. Sebut saja seperti Bedoran, Dut-dut Kiradut, dan Sliring Genting.
/kompas.com
Di tepi Sungai Serayu yang mengalir di Desa Plana, Banyumas, Somagede, Jawa Tengah, Ramon Y Tungka, host Kampung Main, bermain bersama anak-anak di tepian Sungai Serayu. Mereka belajar bermain Kunclungan, yakni permainan musik yang dilakukan di air tanpa menggunakan alat musik sama sekali. Penasaran kan?
Berhubung Ramon dan teman-teman belum menguasai permainan Kunclungan, pun menemui simbah-simbah alias nenek-nenek, yakni Mbah Marpi, Mbah Warsilah dan Mbah Sati. Mereka tengah sibuk mencuci baju di Sungai Serayu. Namun para nenek ini tak sungkan mengajari Ramon dan teman-teman.
Selain bermain Kunclungan, Ramon juga belajar bermain Sripat, yakni melempar batu hingga terpantul-terpantul di atas permukaan air. Siapa yang mampu melempar paling jauh dan paling banyak menghasilkan pantulan, dialah yang menang.
Keceriaan anak-anak Desa Plana makin terlihat saat malam tiba dan anak-anak bermain di halaman rumah mereka. Dulunya, aneka permainan ini biasa dilakukan anak-anak untuk mengisi waktu saat bulan tengah purnama. Karena pada saat inilah, halaman rumah akan terlihat terang dan dapat digunakan sebagai tempat bermain, meski tak ada penerangan di malam hari.
Serunya, ketiga nenek yang ditemui Ramon di tepian Sungai Serayu, ternyata turut berpartisipasi dalam permainan-permainan ini. Memandu jalannya permainan, ketiga nenek yang sudah renta ini ternyata masih tetap mampu bergerak lincah.
Bersama anak-anak dan para simbah, Ramon memainkan aneka warisan permainan tradisional Banyumas. Sebut saja seperti Bedoran, Dut-dut Kiradut, dan Sliring Genting.
/kompas.com
Similar topics
» Kuwukan Kaligondang Juarai Festival Permainan Rakyat
» 5 Pasar Tradisional Ternama di Indonesia
» Penolakan Pabrik Wig dan Jamu Tradisional
» Iklan Pengobatan Tradisional Kerap Menjebak
» Enam Cabup Banyumas Tandatangani Ikrar Damai, Pilkada Banyumas 2.654 TPS
» 5 Pasar Tradisional Ternama di Indonesia
» Penolakan Pabrik Wig dan Jamu Tradisional
» Iklan Pengobatan Tradisional Kerap Menjebak
» Enam Cabup Banyumas Tandatangani Ikrar Damai, Pilkada Banyumas 2.654 TPS
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|